Selasa, 26 April 2011

LAPORAN TUTORIAL SISTEM SARAF



SISTEM SARAF SEBAGAI PUSAT PENGATUR
AKTIVITAS TUBUH MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna yang tersusun atas berbagai sistem-sistem organ penting yang saling berhubungan dan melakukan fungsinnya masing – masing. Salah satunya adalah sistem saraf (sistema nervousum). Siste saraf merupakan sistem yang sangat penting dalam tubuh yang berfungsi sebagai pusat perngendali kerja organ-organ tubuh, pengendali tanggapan atau reaksi terhadap keadaan sekitar, dll. Sistem saraf mempunyai sifat-sifat unik berkaitan dengan proses berpikir dan fungsi pengaturan yang sangat kompleks yang dapat dilakukannya. Sistem ini setiap menit menerima berjuta-juta rangsangan informasi yang berasal dari bermacam-macam saraf sensorik dan organ sensorik, kemudian menyatukan semuanya untuk menentukan respon apa yang akan diberikan tubuh. (Guyton, 2007)
Berdasarkan uraian di atas tentang pentingnya fungsi dari sistem saraf, penyusun akan membahas tentang sistem saraf dalam blok II ini dari judul skenario "Betapa Sempurna Ciptaan Allah".

B.     RUMUSAN MASALAH
a.       Bagaimana mekanisme dari sistem limbik?
b.      Bagaimana gambaran dari membran saraf?
c.       Apa hubungan sistem saraf otonom, perifer dan sistem saraf pusat?
d.      Bagaimana penjelasan dari skenario di dalam buku?
e.       Mengapa otak kita lebih canggih dari komputer?
f.       Bagaimana hubungan sistem saraf dengan homeostasis?
g.      Apa saja jenis-jenis saraf pada tubuh?
h.      Komponen apa saja yang dipengaruhi oleh sistem saraf?
i.        Apa fungsi dari sistem saraf pusat?
j.        Bagaimana histology dari sistem saraf?
k.      Bagaimana fisiologi dari sistem saraf?
l.        Mengapa jika ketakutan terjadi reaksi miksi?
m.    Apa fungsi dari medulla spinalis?
n.      Apa keterkaitan sistem limbic dengan jaras reflek?
o.      Apa yang dimaksud saraf cranial dan saraf spinal?
p.      Dimana pusat defekasi?
q.      Bagaimana hubungan defekasi dengan saraf?
 
  1. TUJUAN
Laporan ini ditulis sebagai hasil tutorial kedua Blok II "Betapa Sempurna Ciptaan Allah", agar tercapai pemahaman mahasiswa secara teori,diantaranya:
a.       Pengertian dari sistem saraf
b.      Pembagian dari sistem saraf, baik secara anatomi, histologi maupun fisiologinya
c.       Hubungan homeostasis dengan sistem saraf
d.      Mekanisme kelistrikan sistem saraf

D.    MANFAAT
a.       Mahasiswa mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan sistem saraf
b.      Mahasiswa mengerti dan mengetahui pembagian dari sistem saraf, baik secara anatomi, histologi maupun fisiologinya
c.       Mahasiswa mengerti dan memahami hubungan antara homeostasis dengan sistem saraf
d.      Mahasiswa mengetahui dan memahami kelistrikan sistem saraf
e.       Mahasiswa mengetahui persarafan yang terdapat pada tubuh manusia.


BAB II
STUDI PUSTAKA

A.    TINJAUAN PUSTAKA
I.       Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula memproduksi hormone melalui sistem endokrin. Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Didalam sistem saraf terdapat jaringan saraf yang terdiri dari neuron dan neuroglia. Neuron berfungsi sebagai penghantar impuls dan neuroglia berfungsi sebagai penyokong dan penyedia nutrisi. Neuron terdiri atas badan sel saraf, yang didalamnya terdpat inti sel, processus photpharmatis yang terdiri dari dendrite yang merupakn serabut pendek yang berungsi sebagai aferen (reseptor) dan neurit / akson adalah serabut panjang yang berfungsi sebagai eferen (efektor), dan serabut-serabut saraf. Kemudian terdapat sinaps yang merupakan hubungan antar neuron. Di dalam sinaps tedapat cairan neurotransmitter yang di dalamnya terdapat asetilkolin yang digunakan dalam kelistrikan sistem saraf. (Pearce, 2004)

a.      Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terbagi menjadi otak dan medulla.
                                                                 i.      Encephalon (otak)
Encephalon diselimuti oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri atas 3 lapisan, yaitu lapisan durameter (lapisan terluar), arachnoidea (lapisan tegah) dan piameter (lapisan dalam otak). Encephalon dibagi menjadi cerebrum, cerebellum, mesencephalon, dan dienchepalon.
Cerebrum merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak manusia, yaitu 7/8 dari otak yang mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu cerebrum sinister yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian dexter dan cerebrum dexter mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri. Bagian cortex cerebrum berwarna kelabu yang banyak mengandung badan sel saraf, sedangkan bagian medulla berwarna putih, banyak mengandung dendrite dan neurit. Bagian cortex cerebrum dibagi menjadi 3 area, yaitu area sensorik, yang menerjemahkan impuls menjadi sensasi, area motorik, yang mengendalikan koordinasi kegiatan otot rangka, dan area asosiasi yang berkaitan dengan ingatan, memori, kecerdasan, logika,kemauan. Cerebrum mempunyai 4 macam lobus, yaitu:
·         Lobus frontalis, sebagai pusat penciuman, indera peraba
·         Lobus temporalis, sebagai pusat pendengaran
·         Lobus occipitalis, sebagai pusat penglihatan
·         Lobus parietalis, sebagai pusat ingatan, kecerdasan, memori kemauan, nalar, sikap. (Budianto, 2005)
Cerebellum merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang cerebrum. Fungsinya yaitu sebagai pusat pengatur koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan tubuh serta posisi tubuh. Cerebellum terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian sinister dan cerebellum bagian dexter yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otot-otot belahan sinister dan dexter. Cerebellum mempunyai 2 lobus, yaitu:
·         Lobus flocculonodularis, sebagai penerima jalur-jalur spinocerebellaris untuk sensibilitas proprioseptif dari otot-otot melalui tractus spinocerebellaris.
·         Lobus posterior, sebagai sinkronisasi halus dari gerakan volunteer.
Kedua bagian tersebut dipisahkan oleh fissura posterolateralis. (Budianto, 2005)
Mesencephalon merupakan bagian otak yang terletak didepan cerebellum dan jembatan varol. Fungsinya yaitu sebagai pusat pengaturan reflex mata, reflex penyempitan pupil mata dan pendengaran. (Kadaryanto, 2007)
Dienchepalon merupakan bagian otak yang terletak di bagian atas dari batang otak dan di depan mesencephalon. Terdiri dari thalamus, yang berfungsi sebagai pemancar bagi impuls yang sampai di otak dan medulla spinalis, dan hypothalamus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh, rasa lapar, seksualitas, watak, dan emosi. (Nurhayati, 2008)
                                                               ii.      Medulla
Terdapat dua medulla, yaitu medulla oblongata dan medulla spinalis.
Medulla oblongata disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang otak. Letaknya langsung setelah otak dan menghubungkannya dengan medulla spinalis, di depan cerebellum. Susunan cortexnya terdiri dari neurit dan dendrite dengan warna putih dan bagian medulla terdiri dari badan sel saraf dengan warna kelabu. Fungsinya yaitu sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, penyempitan dan pelebaran pembuluh darah, tekanan darah, gerak dan alat pencernaan, menelan, batuk, bersin dan sendawa. (Kadaryanto, 2007)
Bagian medulla spinalis, disebut juga sumsum tulang belakang, terletak di dalam ruas-ruas tulang belakang yaitu ruas tulang leher sampai dengan vertebrae lumbalis 1 dan 2. Fungsinya yaitu sebagai pusat gerak reflex dan menghantarkan impuls dari organ ke otak dan dari otak ke organ tubuh. (Kadaryanto, 2007)

b.      Sistem Saraf Perifer
Merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan sistem saraf pusat.
1.      Sistem saraf sadar / somatic
Merupakan sistem saraf yang kerjanya barlangsung secara sadar/diperintah oleh otak. Sistem saraf somatic dibedakan menjadi 2, yaitu :
a.       Saraf cranial
Merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak. Dibedakan menjadi 12 pasang saraf, yaitu
o    Nervus Olfaktorius
o    Nervus Optikus
o    Nervus Okulomotorius
o    Nervus Troklearis
o    Nervus Trigeminus
o    Nervus Abdusen
·         Nervus Fasialis
·         Nervus Koklea vestibularis
·         Nervus Glosofaring
·         Nervus Vagus
·         Nervus Assesorius
·         Nervus Hipoglosus
(Budianto, 2005)
b.      Saraf spinal
Merupakan sistem saraf yang berpusat pada medulla spinalis. Jumlahnya 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medulla spinalis, yaitu:
·         Cervikalis (8 pasang)
·         Thoracalis (12 pasang)
·         Lumbalis (5 pasang)
·         Sakralis (5 pasang)
·         Coccygea (1 pasang) (Budianto, 2005)
2.      Sistem saraf otonom
Merupakan sistem saraf yang cara kerjanya secara tak sadar/diluar kehendak/tanpa perintah oleh otak. Sistem saraf ini mensarafi seluruh otot polos, otot jantung, kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin. Saraf otonom dibedakan menjdi dua yaitu saraf simpatik dan parasimpatik. (Budianto, 2005)
                                                              i.      Saraf simpatik
Merupakan 25 pasang simpul saraf (ganglion) yang terdapat di medulla spinalis. Sistem saraf simpatis disebut juga sistem saraf thorakolumbar karena saraf ini keluar dari vertebrae thorakalis ke-1 sampai ke-12 dan vertebrae kolumbar ke-1 sampai dengan ke-3.
                                                            ii.      Saraf Parasimpatik
Merupakan sistem saraf yang keluar dari daerah otak. Terdiri dari 4 saraf otak yaitu saraf okulomotorius, fasialis, glosofaring, dan vagus. Saraf parasimpatis disebut juga dengan sistem saraf craniosakral karena saraf ini keluar dari daerah cranial dan juga daerah sacral. (Budianto, 2005)
Saraf simpatis dan saraf parasimpatis bekerja secara berlawanan. Perbedaan fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Saraf Simpatis
Saraf Parasimpatis
Mengecilkan pupil
Memperbesar pupil
Menstimulasi aliran darah
Menghambat aliran darah
Memperlambat denyut jantung
Mempercepat denyut jantung
Memperbesar bronkus
Mengecilkan bronkus
Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
Mengerutkan kandung kemih
Menghambat kontraksi kandung kemih
(Scanlon, 2006)

II.    Sistem Limbik
Dalam kehidupan sehari-hari, emosi negative seperti : amarah, cemas dan depresi terkadang, tanpa disadari timbul sedikit demi sedikit dan stimulus emosi negative ini diterima oleh bagian otak kita, yang disebut sistem limbik. Sistem limbik yang terdiri dari Amigdala, Thalamus dan Hipothalamus ini berperan sangat penting dan berhubungan langsung dengan sistem otonom maupun bagian otak penting lainnya. Karena hubungan langsung sistem limbik dengan sistem otonom, jadinya bila ada stimulus emosi negatif yang langsung masuk dan diterima oleh sistem limbik dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti : gangguan jantung, hipertensi, maupun gangguan saluran cerna. Tidak heran saat seseorang marah, maka jantung akan berdetak lebih cepat dan lebih keras dan tekanan darah meninggi.
Stimulus emosi dari luar ini dapat langsung potong jalur masuk ke sistem limbik tanpa dikontrol oleh bagian otak yang mengatur fungsi intelektual yang mampu melihat stimulus tadi secara lebih obyektif dan rasional. Hal ini menjelaskan kenapa seseorang yang sedang mengalami emosi kadang perilakunya tidak rasional. Permasalahan lain adalah pada beberapa keadaan seringkali emosi negative seperti cemas dan depresi timbul secara perlahan tanpa disadari dan individu tersebut baru menyadari saat setelah timbul gejala fisik, seperti misalnya hipertensi. Jadi sangatlah penting untuk kita untuk selalu membuat tubuh kita dalam keadaan rileks dengan memberikan stimulus emosi positif ke otak kita agar kesehatan tubuh kita tetap terjaga.

III. Mekanisme Kelistrikan Sistem Saraf
Mekanisme impuls motorik mulai dari akson mengait dendrit sel saraf motorik pada cornu anterior medula spinalis, kemudiann impuls merambat pada akson sel-sel tersebut, yang membentuk serabut-serabut motorik akar anterior medula spinalis dan dihantarkan pada tujuan akhir yaitu musculus. (Pearce, 2004)
Kelistrikan terjadi pada terminal sinaps. Dimulai dari membran presinaps, disebut membran presinaps, mengandung banyak sekali kanal kalsium bergerbang voltase. Bila ada potensial aksi yang mendepolarisasi membran presinaps, kanal kalsium itu akan membuka dan menyebabkan sebagian besar ion kalsium mengalir masuk ke dalam ujung tersebut. Jumlah bahan transmitter yang kemudian dilepaskan dari ujung ke dalam celah sinaps sesuai dengan jumlah ion kalsium yang masuk. Sewaktu ion kalsium memasuki ujung presinaps, ada anggapan bahwa ion-ion ini berikatan dengan molekul protein khusus pada permukaan sisi dalam membran presinaps, yang disebut situs pelepasan. Pengikatan ini selanjutnya akan menyebabkan situs pelepasan membuka melalui menbran, menyebabkan beberapa vesikel transmitter melepaskan transmiternya ke dalam celah setiap timbul potensial aksi tunggal. Pada vesikel-vesikel ini, yamg menyimpan, neurotransmitter asetilkolin, masing-masing ditemukan antara 2000 sampai 10000 molekul asetilkolin, dan terdapat cukup banyak vesikel pada ujung presinaps untuk menjalarkan beberapa ratus sampai lebih dari 10000 potensial aksi. (Guyton, 2007)
Membran neuron postsinaps yang mengandung banyak sekali protein reseptor. Molekul reseptor ini mempunyai dua komponen penting, yaitu komponen pengikat yang menonjol keluar dari membran masuk ke celah sinaps, di sini komponen akan berikatan dengan neurotransmitter yang berasal dari ujung presinaps dan komponen ionofor yang melewati semua jalur melalui membran postsinaps ke bagian dalam neuron postsinaps. Ionofor ini sebaliknya merupakan salah satu dari kedua hal ini, yaitu kanal ion yang memungkinkan berjalannya ion jenis khusus untuk melalui membran atau aktivator "pemberi pesan kedua" yang bukan berupa kanal ion melainkan adalah suatu molekul yang menonjol ke dalam sitoplasma sel dan mengaktivasi atau atau lebih bahan-bahan yang ada di bagian dalam neuron postsinaps. Bahan-bahan ini bertindak sebagai "second messenger". (Guyton, 2007)

IV. Proses Miksi Defekasi
Pada proses miksi dan defekasi dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Pada kontraksi otot detrusor vesica urinaria yang aktif adalah komponen saraf parasimpatis.
Proses terjadinya miksi terjadi ketika kandung kemih penuh, impuls dihantarkan melalui jaras ascenden menuju ke cortex cerebri menyebabkan keinginan untuk miksi. Otot detrusor kontraksi, sfinkter internus melemas (aktivitas parasimpatis), kemudian menyebabkan sfinkter eksternus membuka (n pudensus S1,S2), kemudian terjadilah miksi.
Jika terjadi pengosongan kandung kemih secara reflek dinamakan konus medularis. Jika terdapat lesi pada jaras ascenden, perasaan ingin miksi tidak timbul. Maka menyebabkan kandung kemih penuh (overflow incontinence).
Lesi pada konus medularis atau saraf spinal S3, S4, menyebabkan tonus kandung kemih hilang. Kandung kemih atonik, terjadi inkontinensia. Kemudian lesi pada medulla spinalis diatas konus medularis (kronik), kandung kemih dapat dikosongkan dengan daerah di sekitar os pubis dan lipatan inguinal, maka menyebabkan secara otomatik kandung kemih kosong. Pengosongan secara reflex masih dapat dilakukan karena lengkung reflek di konus medularis masih utuh.
Proses defekasi terjadi
jika tinja penuh di dalam sigmoid dan rectum kemudian impuls dikirim ke korteks serebri menyebabkan timbulnya rasa ingin defekasi. Kemudian terjadi aktifasi parasimpatis yang menyebabkan otot polos sigmoid dan rectum berkontraksi serta otot sfinkter internus relaksasi yang kemudian menyebabkan otot sfinkter eksternus membuka (n. pudendus S
2, S3, S4) dan terjadilah defekasi. Jika defekasi tidak dapat terkontrol akan mengakibatkan inkontinensia alvi.

BAB III
PEMBAHASAN

Analisis Skenario
Dari skenario II "Betapa Sempurna Ciptaan Allah" telah didapatkan informasi sebagai berikut :
1.      Ahmad dan Budi, bercakap-cakap di kantin FK tentang kuliah Prof. Abu Rizal mengenai sistem saraf tubuh.
2.      Ahmad sangat kagum terhadap kelistrikan membran saraf, sinaps, mielin, neuron aferen dan eferen.
3.      Dia bersemangat membahas kuliah bersama Budi tentang sistem saraf otonom, sistem saraf perifer, dan sistem saraf pusat yeng terdiri dari cerebrum, cerebellum, dan lain-lain.
4.      "Budi, Subhanallah ya ciptaan Allah, otak kita yang berlobus-lobus bisa lebih canggih daripada komputer. Tapi aku lupa tentang penjelasan Prof mengenai sistem limbik, jaras refleks, dan gambar dibawah ini. Kamu paham tidak Bud?".
Berikut merupakan pembahasan skenario :
  • Ahmad dan Budi bercakap-cakap tentang sistem saraf tubuh. Sistem saraf adalah sistem tubuh yang mengolah, secara umum mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas tubuh secara cepat, melalui transmisi impuls listrik.
  • Ahmad kagum dengan kelistrikan membran saraf, sinaps, mielin, neuron aferen dan eferen. Kelistrikan membran saraf adalah kelistrikan yang terjadi pada saat membrane dalam keadaan istirahat yaitu pada saat membrane luar bermuatan positif dan membrane dalam bermuatan negatif. Sinaps adalah penghubung antara neuron satu dengan yang lainnya. Mielin adalah selaput tipis yang berhubungan langsung dengan axon dan terletak setelah selubung neurilema. Neuron aferen adalah neuron yang mengantarkan rangsang dari reseptor ke pusat saraf. Neuron eferen adalah neuron yang mengantarkan rangsang dari pusat saraf ke efektor.
  • Ahmad juga sangat bersemangat membahas sistem saraf otonom, sistem saraf perifer, dan sistem saraf pusat yeng terdiri dari cerebrum, cerebellum, dan lain-lain dengan Budi. Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang cara kerjanya secara tidak sadar/diluar kehendak/tanpa perintah dari otak. Sistem saraf perifer adalah sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat adalah pusat saraf yang utama. Cerebrum adalah otak besar. Cerebellum adalah otak kecil.
  • Ahmad juga mengagumi ciptaan Allah karena otak kita yang belobus-lobus dan lebih canggih daripada komputer. Belobus-lobus adalah bersegmen-segmen.
  • Namun Ahmad lupa penjelasan tentang sistem limbik, jaras reflek, dan gambar yang ada pada skenario. Sistem limbik adalah sistem saraf yang mengatur emosi manusia. Jaras reflek adalah lengkung reflex. Skemanya adalah sebagai berikut:
impulsàreseptoràneuron aferenàmedula spinalisàinterneuronàneuron eferenàefektoràgerakan

BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari materi yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Sistem saraf merupakan pengatur segala aktivitas tubuh. Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari encephalon dan medula spinalis. Encephalon adalah pusat aktivitas karena semua rangsang yang diterima tubuh akan dicerna dulu oleh otak kecuali dalam gerak reflek. Sistem saraf perifer secara fungsional tersusun atas saraf somatic dan saraf otonom. Sistem saraf otonom dibagi menjadi saraf simpatik dan parasimpatik, yang bekerja secara berlawanan yang mempunyai fungsi mengatur aktivitas organ-organ dalam (visceral) yang dalam keadaan normal di luar kesadaran dan control volunteer. secara anatomi, sistem saraf perifer tersusun atas nervus cranial dan nervus spinalis.
Sel saraf (neuron) terdiri atas badan sel saraf : terdapat inti sel dan sitoplasma ; dendrite : serabut pendek ; neurit (akson) : serabut panjang ; sinaps : hubungan antara nervous satu dengan yang lain. Bagian sinaps terdiri dari presinaps, celah sinaps, dan postsinaps yang dari ketiganya berperan dalam kelistrikan sistem saraf. Didalam sinaps terdapat cairan yang disebut neurotransmiter yang didalamnya terdapat asetilkolin.
Gerak reflek berpusat pada medula spinalis dan termasuk saraf tidak sadar. Tetapi, pada waktu tertentu akan menjadi sadar karena sebagian impuls masuk thalamus melalui traktus spinothalamicus.

B.     SARAN
1.      Sebaiknya mahasiswa telah mengerti tentang sistem saraf pada manusia dan bagaimana sistem saraf itu bekerja.
2.      Sebaiknya mahasiswa lebih memahami pengertian dari homeostasis.
3.      Sebaiknya mahasiswa lebih mengetahui ataupun mencari tahu lebih banyak informasi sejelas – jelasnya tentang permasalahan yang sedang dihadapi, seperti bertanya kepada pakar, mencari dari buku, dll.
4.      Sebaiknya kita harus selalu menjaga kondisi emosional kita agar tidak menganggu kerja sistem saraf didalam tubuh kita.
5.      Sebagai umat muslim kita harus selalu senantiasa mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
Guyton, N Hall.2001.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Budianto, Anang. 2004. Guidance To Anatomy II. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelasa Maret Surakarta.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa. Jakarta: EGC
Sherwood, L.2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
Scanlon, Valarie C. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Pearce, Evelyn C. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.

DOWNLOAD NOW

LAPORAN TUTORIAL SISTEM KARDIOVASKULER DAN LIMFATIKA



SISTEM KARDIOVASKULER DAN LIMFATIKA
 PADA TUBUH MANUSIA
   
BAB I
PENDAHULUAN
   
A.    LATAR BELAKANG
Tubuh manusia tersusun atas berbagai organ penting yang saling berhubungan dan melakukan fungsinnya masing – masing. Salah satunya adalah jantung.  Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh karena jantung membawa bahan-bahan yang mutlak dibutuhkan oleh sel-sel seluruh tubuh melalui medium darah, sehingga jantung berperan penting dalam sistem sirkulasi.(Sherwood, 2001) Dalam bahasa latin, jantung disebut juga cor.
Selama kita hidup, jantung terus menerus bekerja dan berhenti jika kita mati.  Jantung merupakan satu-satunya organ yang tidak terpengaruhi kerja otak.  Hal ini dapat dilihat pada orang yang baru saja mati, jantungnya masih tetap bekerja meskipun hanya sebentar.  Kesehatan manusia dapat dilihat dari kesehatan jantungnya.  Penyakit pada jantung juga sangat beragam.  Penyakit jantung yang sering menyerang orang tua adalah hipertensi (tekanan darah tinggi) yang lama kelamaan dapat menyebabkan stroke.
   
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana persyarafan sistem kardiovaskuler dan dimana letaknya?
2.      Mengapa sistem kardiovaskuler memiliki sirkulasi sistemik?
3.      Apa sebab dan akibat dari pembesara limfonodi?
4.      Mengapa didalam skenario dalam pemeriksaan denyut jantung dokter memeriksa arteri dorsalis pedis?
5.      Apa saja zat yang terkandung dalam cairan getah bening?
6.      Apa hubungan saluran limfa dengan sistem peredaran darah?
7.      Mengapa setelah berolah raga wajah memerah dan berkeringat?
   
C.    TUJUAN
Laporan ini ditulis sebagai hasil tutorial kedua Blok II "Calon CPNS", agar tercapai pemahaman mahasiswa secara teori, diantaranya :
1.      Pengertian sistem kardiovaskuler beserta organ yang berperan pada sistem tersebut
2.      Saraf – saraf yang terdapat pada sistem kardiovaskuler
3.      Hubungan homeostasis dengan sistem kardiovaskuler
4.      Hubungan hubungan saluran limfa dengan sistem peredaran darah
5.      Zat-zat yang terkandung dalam cairan limfa
   
D.    MANFAAT
1.     Mahasiswa mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan sistem kardiovaskuler, beserta organ-organ yang berperan dalam sistem tersebut
2.      Mahasiswa mengerti dan mengetahui pathogenesis terjadinya RDS
3.      Mahasiswa mengerti dan memahami hubungan antara homeostasis dengan sistem kardiovaskuler
4.      Mahasiswa mengetahui hubungan antara saluran limfa dengan sistem peredaran darah
5.      Mahasiswa mengetahui zat-zat apa saja yang terkandung di dalam cairan limfa.
6.      Mahasiswa mengetahui persarafan yang terdapat pada sistem kardiovaskuler
   
BAB II
STUDI PUSTAKA
   
A.    TINJAUAN PUSTAKA
I.  Sistem Kardiovaskuler
Sistem sirkulasi adalah sistem transportasi tubuh yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi yang berfungsi untuk mempertahankan kuantitas dan kualitas dari cairan yang ada di seluruh tubuh.  Sistem ini dimulai dari jantung yang kemudian darah dipompa ke berbagai organ seperti ginjal, otot, otak, dsb.  Sistem ini mengangkut bahan-bahan yang sangat mutlak dibutuhkan oleh sel-sel tubuh.(Sherwood, 2001)
Sistem sirkulasi berkontribusi terhadap homeostasis dalam tubuh. Sistem ini berfungsi sebagai perangkat untuk pemindahan dan penyaluran berbagai bahan dari suatu bagian tubuh ke bagian lain dengan cepat.  Tanpa sistem sirkulasi ini, zat-zat yang berguna bagi tubuh akan sampai dengan waktu yang relatif lebih lama.  Namun dengan sistem transportasi ini hanya perlu beberapa detik untuk  sampai ke tujuan melalui kerja pompa cepat jantung secara difusi sehingga organ-organ didalam tubuh akan tetap bekerja secara normal.(Sherwood, 2001) 
Sistem ini akan terus berfungsi seumur hidup.  Sistem sirkulasi terdiri atas 3 komponen dasar, yaitu:
1)      Jantung
a.    Anatomi jantung,
Jantung terletak di rongga toraks sekitar garis tengah antara sternum di sebelah anterior dan vertebra di sebelah posterior. Posisi jantung tepat berada di tengah. Namun bagian apexnya terletak di sebelah kiri, sehingga pada waktu berkontraksi kita dapat merabanya pada dada bagian kiri. (Sherwood, 2001)
Jantung terbagi menjadi 2 atrium (atrium dextra dan atrium sinistra) dan 2 ventrikel (ventrikel dextra dan ventrikel sinistra).  Ruangan jantung bagian atas (atrium) dan pembuluh darah besar (arteria pulmonalis dan aorta) membentuk dasar jantung.  Secara anatomi, atrium terpisah terpisah dari ruangan jantung sebelah bawah (ventrikel) oleh suatu annulus fibrosus (tempat terletaknya keempat katup jantung dan tempat meletaknya keempat katup jantung dan tempat melekatnya katup maupun otot.(Sylvia Prince,2006)
b.   Fisiologi jantung
Jantung dibagi menjadi 2 pompa yang terpisah yaitu bagian pompa sisi kanan dan sisi kiri.  Bagian dextra memompa darah dari seluruh tubuh menuju pulmo untuk dibersihkan. Namun bagian sinistra memompa darah dari pulmo menuju seluruh tubuh.
Jantung dibagi menjadi 4 ruang. 2 atrium, 2 ventrikel. Diantara atrium sinistra dan ventrikel sinistra ada sekat atrioventrikel (bikuspidal). Sedangkan antara atrium dextra dan ventrikel dextra sekatnya trikuspidal. Diantara 2 belahan jantung agar darah arterial dan venosa tidak tercampur juga ada sekat yang dinamakan septum. (Sherwood, 2001)
c.    Histologi Jantung
Jantung terdiri atas 3 lapisan dari dalam ke luar yaitu endokardium, miokardium, dan epikardium dan terdiri dari 3 tipe otot yang utama, yakni otot atrium, otot ventrikel, dan serabut otot khusus penghantar rangsangan. Otot jantung bergaris-garis dengan pola yang sama dengan pola yang terdapat pada otot rangka yang khas. Otot jantung memiliki miofibril-miofibril yang mengandung aktin dan myosin.
Jantung terdiri dari 2 sinsisium; sinsisium atrium dan sinsisium ventrikel. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan fibrosa. (Guyton, et al 2001)
2)      Pembuluh Darah
Pembuluh darah merupakan saluran untuk mendistribusikan darah dari jantung ke seluruh tubuh. (Sherwood, 2001) Pembuluh darah meliputi:
a.         Arteri, yaitu pembuluh darah yang sangat elastis, mengangkut darah dari jantung ke jaringan.
b.         Vena, pembuluh darah yang sangat lentur, mengembalikan darah dari jaringan ke jantung.
c.         Kapiler, pembuluh berdinding tipis dan berpori-pori, tempat pertukaran darah dengan jaringan di sekitarnya.
d.        Arteriol, pembuluh yang banyak mengandung otot.
(Sherwood, 2001)
3)      Darah
Darah adalah medium transportasi bagi bahan-bahan yang akan disalurkan, dilarutkan, atau diendapkan dari dan ke jantung. (Sherwood, 2001) Darah dibagi menjadi:
a.       Eritrosit (sel darah merah). Suatu kantung hemoglobin yang terbungkus membran plasma yang mengangkut O2 dan CO2
b.      Leukosit (sel darah putih). Unit yang dapat bergerak dalam sistem pertahanan tubuh.
c.       Trombosit (keping darah). Jenis ketiga yang terdapat dalam darah. Trombosit berupa fragmen/potongan kecil sel.
(Sherwood, 2001)
   
II. Mekanisme Sirkulasi
Darah yang mengandung banyak CO2 mengalir melalui vena cava superior (dari ekstremitas atas, cavitas thorax, cavitas abdominalis) dan inferior (dari ekstremitas bawah). Darah masuk ke atrium dexter untuk selanjutnya mengalir menuju ventrikel dexter melewati katup trikuspidal.  Kemudian darah keluar dari ventrikel untuk menuju pulmo melewati arteri pulmonalis yang memiliki katup semilunar pulmonalis untuk dibersihkan darahnya (disaring CO2 nya untuk diganti dengan O2 melalui alveolus pulmo).  Setelah dibersihkan darah keluar dari pulmo menuju atrium sinister melalui vena pulmonalis.  Setelah tiba di atrium dexter, darah akan mengalir menuju ventrikel sinister melalui katup bikuspidal.  Kemudian darah akan dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta yang terdapat katup semilunar aorta. (Sherwood, 2001) 
Sistem konduksi pada jantung yaitu dari impuls jantung (berasal dari nodus sinoatrialis) bergerak malalui sistem hantaran berikut : melalui jalur interatrium dan internodus, ke nodus atrioventrikuler, melalui Berkas His, melalui cabang berkas kanan dan kiri, dan melalui sistem purkinje.
Hantaran impuls jantung lambat melalui nodus atrioventrikuler.  Keterlambatan ini memungkinkan sinkronisasi kontraksi atrium sebelum kontraksi ventrikel, mengoptimalkan pengisian ventrikel dan untuk melindungi ventrikel terhadap impuls cepat yang berasal dari atrium.   Hantaran melalui serat Purkinje terjadi cepat dan membantu dalam aktivitas segera dan kontraksi sinkron ventrikel.  Nodus  sinoatrialis, nodus atrioventrikularis, dan serat purkinje mampu menghasilkan impuls secara spontan (otomatis).  Impuls ditimbulkan lebih cepat pada nodus sinoatrialis, sehingga nodus atrialis adalah pacemaker dominan pada jantung.  Sehingga dapat disimpulkan urutan normal rangsangan melalui sistem konduksi adalah nodus sinoatrialis, jalur-jalur atrium, nodus atrioventrikularis, berkas His, cabang-cabang berkas, dan serabut purkinje. 
(Sylvia Price,2006)
   
III. Tekanan Darah, Denyut Nadi dan Curah Jantung
1)   Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh.(Gayton, 2007)
Nilai normal tekanan darah :
·       Pada bayi                    50        70 – 90 mmHg
·       Pada anak anak           60        80 – 100 mmHg
·       Pada remaja                 60 – 70   90 – 110 mmHg
·       Pada dewasa muda     60 – 70   110 – 125 mmHg
·       Orang tua                    80 – 90    130 – 150 mmHg
2)   Denyut Nadi
Denyut nadi dapat diperiksa melalui arteri carotis communis, arteri radialis, arteri dorsalis pedis, arteri femoris, arteri poplitea, arteri tibialis, dsb.  Pemeriksaan yang biasanya dilakukan adalah pada arteri radialis karena paling mudah dan jelas.  Pemeriksaan denyut nadi pada arteri dorsalis pedis biasanya dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengerasan pada dinding arteri / mengetahui kualitas dan ekualitas arteri.  Kecepatan denyut nadi normal berkisar antara 60-100 x/menit. Lebih dari 100 x/menit dinamakan takikardia, sedangkan kurang dari 60 x/menit disebut brakikardia. (Sherwood, 2001)
3)   Curah Jantung
Curah jantung bergantung pada kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup. Curah jantung (cardiac output) CO adalah volume darah yang dipompa oleh tiap-tiap ventrikel per menit.
Kecepatan denyut jantung normal rata-rata adalah 70x/menit dan volume sekuncupnya 70 ml/menit.
CO= kecepatan denyut x volume sekuncup
Contoh, CO= 70 (x/menit) x 70 (ml/menit)
      = 4900 ml/menit
      ± 5-5,5 liter. (Sherwood, 2001)
Tekanan darah, denyut nadi dan curah jantung dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah olahraga, suhu tubuh, setelah makan, emosi, dan hamil 2 bulan terakhir.  Setelah berolahraga biasanya wajah juga menjadi memerah dan mengeluarkan keringat.  Hal tersebut dikarenakan pada kulit terdapat pembuluh darah halus (kapiler) di bawah permukaan kulit.  Saat kepanasan, suhu tubuh meningkat dan tubuh kita berusaha menurunkannya kembali hingga ke suhu normal dengan cara membuka pori-pori keringat, sehingga membuat kita menghasilkan keringat dan melebarkan pembuluh darah kapiler.  Reaksi pertama adalah pembuluh darah kapiler melebar, disusul keringat dihasilkan, pori-pori melebar.  Untuk beberapa orang, letak kapiler ini lebih dekat ke permukaan, sehingga saat terjadi pelebaran pembuluhnya, dapat terlihat dengan jelas. Saat inilah tampak pipi / wajah berwarna kemerahan.

IV. Persyarafan Pada Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler banyak terdapat serabut-serabut saraf sistem saraf otonom yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu sistem parasimpatis dan simpatis.  Keduanya mempunyai efek yang saling berlawanan dalam kerja jantung.  Didalam persyarafan jantung terdapat 2 buah sensor utama yaitu baroreseptor dan kemoreseptor.  Baroreseptor terletak di lengkung aorta dan sinus karotikus.  Fungsinya adalah untuk menghambat aktivitas jantung dan menurunnya tekanan arteria memulai refleks kegiatan jantung.  Sedangkan kemoreseptor terletak dalam badan karotis dan badan aorta. Fungsinya untuk meningkatkan aktifitas jantung dengan adanya rangsangan dari medulla oblongata.
Pusat kardioregulator menerima impuls dari baroreseptor dan kemoreseptor, dan kemudian meneruskannya ke jantung dan pembuluh darah melalui serabut saraf parasimpatis (nervous vagus) dan simpatis (nervous kardiak).
Saraf Parasimpatis
Sistem saraf parasimpatis dipersarafi oleh nodus sinoatrialis, otot-otot atrium, dan nodus atrioventrikularis melalui nervous vagus dan meluas sampai ke otot vetrikel.  Saraf parasimpatis bekerja dalam menghambat kerja jantung.  Stimulasi dari serabut ini menyebabkan pelepasan asetilkolin yang memperantarai transmisi impuls saraf pada reseptor jantung.   Respon terhadap stimulasi parasimpatis disebut stimulasi vagal dimana stimulasi ini mampu menurunkan frekuensi denyut jantung sampai benar-benar hilang.
Saraf Simpatis
Serabut saraf simpatis menyebar keseluruh sistem konduksi dan miokardium, dan pada otot polos pembuluh darah.  Kerja saraf simpatis
menyebabkan peningkatan denyut jantung, peningkatan kecepatan hantaran melewati nodus atrioventrikularis, dan peningkatan kontraksi miokardium, dan  vasodilatasi.
Saraf simpatis dan parasimpatis bekerja bersama dalam menstabilkan tekanan darah arteria dan curah jantung untuk mengatur aliran darah sesuai yang dibutuhkan oleh tubuh.  Rangsangan pada saraf simpatis dan dengan hambatan pada saraf parasimpatis dapat meningkatkan curah jantung dan tekanan arteria.
   
V.  Limfonodi
Limfonodi, yaitu kelenjar
yang berfungsi sebagai pertahanan kekebalan tubuh (sistem imun).  Kelenjar ini mengandung zat-zat yang berguna untuk tubuh, diantaranya adalah protein, lemak, limfosit, sel darah putih, fibrinogen, albumin, sel-sel pembentuk pertahanan tubuh, dsb.(www.aafp.org)  kelenjar ini dapat membesar oleh karena penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari KGB itu sendiri, seperti limfosit, sel plasma, monosit dan tristiosit.  Penyebab lainnya yaitu karena proses peradangan (neutrofil), yang artinya kelenjar itu sedang dalam proses melawan bakteri yang masuk, infiltrasi sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolit lemak.  Jika dalam proses peradangan, bakteri dapat tereliminasi maka kelenjar tersebut akan mengalami regresi kembali.  Namun proses peradangan tersebut pada beberapa individu dapat menjadi berlebihan, sehingga pembesarannya menjadi relatif lebih besar dan lebih sensitif, terutama pada individu dengan riwayat alergi dan asma.  Akibatnya terjadi pembengkakan yang terasa nyeri jika ditekan dan terasa berfluktuasi.  Kulit yang diatasnya sering berwarna merah, penetrasi infeksi ke permukaan kulit, dan menimbulkan sinus yang mengalirkan cairan.(Robbins and Cotran,2008)
Saluran limfatikus berhubungan langsung dengan sistem saluran peredaran darah.  Sistem limfatikus menampung atau mengembalikan sebagian cairan yang mengalami extravasasi pada kapiler ke sirkulasi darah sehingga cairan darah dapat dipertahankan yaitu dengan aliran cairan limfatik masuk ke jugularis interna dan vasa subclavia sinistra yang sepanjang alirannya dilengkapi dengan kelenjar getah bening untuk membersihkan cairan tubuh dari benda asing sebelum masuk sirkulasi darah.(Silvia and Lorraine)
   
BAB III
PEMBAHASAN
   
Analisis Skenario
Dari skenario II "Calon CPNS" telah didapatkan informasi sebagai berikut :
1.        Harun, calon CPNS, hari ini menjalani tes kesehatan di RSUD Kota Surakarta.
2.        Pertama-tama dokter memeriksa tekanan darah, heart rate, dan frekuensi pernapasannya.
3.       Dokter memeriksa nadi dengan meraba arteri carotis communis, a. radialis, dan a. dorsalis pedis.
4.        Dokter juga memeriksa ada tidaknya pembesaran limfonodi.
5.        Kemudian Harun diminta untuk berlari di atas treadmill.
6.        Setelah 15 menit, Harun merasakan denyut jantung dan nafasnya bertambah cepat, bajunya basah oleh keringat serta wajahnya memerah.  Setelah selesai menjalani serangkaian pemeriksaan, Harun dinyatakan sehat. Harun membaca lembaran hasil pemeriksaan yang tertera Sistole 120, diastole 80, nadi 75x/menit, teratur, bunyi jantung I dan II normal.
Berikut merupakan pembahasan scenario :
v  Harun sedang menjalani tes kesehatan di RSUD Kota Surakarta.  Tes kesehatan adalah serangkaian tes yang dilakukan untuk mengecek kesehatan seseorang.
v  Hal-hal yang diperiksa dokter dari kesehatan Harun adalah tekanan darah,. Heart rate dan frekuensi pernafasannya.  Heart rate adalah denyut nadi.
v  Kemudian dokter memeriksa denyut nadi Harun pada arteri carotis communis, arteri radialis, dan arteri dorsalis pedis.  Arteri carotis communis adalah arteri yang terletak pada leher.  Arteri radialis adalah arteri yang terletak pada pergelangan tangan.  Arteri dorsalis pedis adalah terletak pada lengkung mata kaki.
v  Kemudian dokter memeriksa ada tidaknya pembesaran limfonodi pada tubuh Harun.  Pembesaran limfonodi adalah pembesaran cairan limfe pada daerah tertentu seperti mulut (tonsil), leher, paha, dll.
v  Setelah itu Harun diminta untuk berlari diatas treadmill.  Treadmill adalah alat kesehatan yang menggunakannya dengan cara berjalan / berlari dengan diinjak pada bagian atasnya.
v  Setelah semua pemeriksaan selesai, didapat lembaran hasil pemeriksaan dengan systole, diastole, nadi dan bunyi jantung I dan II normal.  Sistole
adalah saat ventrikel kontraksi sedangkan atrium relaksasi. Valvula atrioventriculare menutup, darah akan terpompa menuju aorta dan a.pulmonalis.  Diastole adalah terjadi saat ventrikel relaksasi dan atrium kontraksi. Valvula atrioventriculare terbuka darah masuk ke ventrikel, semilunar aorta dan pulmonalis menutup.  Bunyi jantung I adalah awalan dari siklus sistole, karena menutupnya katup atrioventriculare. Bernada rendah, lunak dan relatif lama.  Bunyi jantung II
adalah Permulaan diastole ventrikel, karena penutupan katup semilunaris. Bernada lebih tinggi, tetapi lebih singkat dan tajam.
   
BAB IV
PENUTUP
   
A.    KESIMPULAN
Dari materi yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Jantung merupakan organ yang sangat penting yang bekerja sendiri tanpa pengaruh dari organ lain.  Jantung bekerja karena adanya potensial aksi yang menyebar melalui membran sel-sel otot. Sebagai pemacunya (pace maker)
adalah nodus sinoatrium.
Jantung merupakan organ yang sangat berpengaruh besar dalam sistem sirkulasi yang berfungsi untuk menyalurkan bahan-bahan yang mutlak sangat diperlukan oleh sel-sel dalam tubuh.
Didalam jantung dibagi menjadi 2 atrium (atrium dexter dan atrium sinister) dan  2 ventrikel (ventrikel dexter dan ventrikel sinister).  Pada jantung terjadi 2 tekanan, yaitu tekanan sistole dan diastole. Sistole terjadi saat ventrikel berkontraksi dan atrium relaksasi.  Sedangkan diastole terjadi saat ventrikel relaksasi dan atrium berkontraksi dan diketahui tekanan normal jantung pada manusia dewasa berkisar 120 (sistole) / 80 mmHg (diastole) dan kecepatan denyut jantung antara 60-100 x/menit serta curah jantung antara 5 – 5,5 liter/menit.
   
B.      SARAN
1.      Sebaiknya mahasiswa telah mengerti tentang sistem kardiovaskuler pada manusia beserta organ-organ yang berperan didalamnya.
2.      Sebaiknya mahasiswa lebih memahami pengertian dari homeostasis.
3.      Sebaiknya mahasiswa mengetahui dan memahami lebih dulu tentang gangguan kerja jantung serta gangguan pada pembuluh limfa yang biasa dialami oleh manusia pada umumnya, zat kandungan cairan limfa, dll yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler dan sistem limfatik.
4.      Sebaiknya mahasiswa lebih mengetahui ataupun mencari tahu lebih banyak informasi sejelas – jelasnya tentang permasalahan yang sedang dihadapi, seperti bertanya kepada pakar, mencari dari buku, dll.
   
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, N Hall.2001.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Setiowati, Tetty. Furqonita, Deswanty. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa. Jakarta: EGC
Sherwood, L.2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC
Asisten Anatomi FK UNS 1999-2000. 2003. Guidance to Anatomy II. Surakarta: UNS Press
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/06/25/1325/13/Sehat-dengan-Terapi-Tertawa
http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=206&Itemid=3
Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC

DOWNLOAD NOW
 
Diberdayakan oleh Blogger.